Perubahan Iklim dan Efeknya

Perubahan iklim selalu menjadi topik hangat yang sering dibicarakan. Bahkan sampai sekarang para ilmuwan/peneliti terus menggali informasi dari sejarah alam di masa lalu untuk mencari jawaban atas beberapa pertanyaan seperti mengapa perubahan iklim begitu besar mempengaruhi siklus kehidupan terutama pada hewan dan tumbuhan.
Hanya dari alamlah satu-satunya sumber informasi penting sebagai jendela penghubung ke masa lalu untuk mengetahui perubahaan iklim yang telah tejadi.
Para peneliti mengeksplorasi perubahan iklim melalui koleksi sejarah alam berupa bangkai spesimen hewan atau bagian tumbuhan yang telah diawetkan dan diidentifikasi secara hati-hati yang tersimpan di Museum di seluruh dunia.
Koleksi Sejarah Alam Merupakan Harta Karun Waktu
Koleksi sejarah alam yang tersimpan selama puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu menjadi suatu harta karun yang dihasilkan oleh waktu untuk diteliti kembali melihat bagaimana pergeseran iklim telah mengubah siklus kehidupan tumbuhan dan hewan.
Para ahli bioligi dari Universitas Harvard dan Boston membandingkan spesimen dari Herbarium (koleksi spesimen tumbuhan yang telah dikeringkan/diawetkan) dengan catatan-catatan tumbuhan dari kebun Arboretum (Harvard Arnold Arboretum) untuk dapat mengambil kesimpulan dan mengumpulkan wawasan bagaimana spesies tumbuhan tersebut bereaksi terhadap perubahan iklim.
Sebagai contoh lain, para ilmuwan dari China dan Nepal meneliti sekitar 900 spesimen tumbuhan yang dikumpulkan sejak tahun 1961 dan menemukan fakta bahwa vegetasi di Tibet telah berbunga jauh sebelumnya. Proyek penelitian lain juga meneliti bagaimana perubahan iklim di Colorado telah mempengaruhi evolusi kupu-kupu Alpine.
Prospek Ke Masa Depan
Koleksi biologi sejarah alam juga membantu para ilmuwan untuk meramalkan prospek masa depan mengenai apakah dan bagaimana organisme akan rentan terhadap perubahan iklim di waktu mendatang.
Untuk melihat dampak perubahan iklim di masa depan, dapat dilakukan dengan memperhatikan dimana suatu spesies berada sekarang ini dan bagaimana mereka telah berubah.
Di awal tahun 2000-an sebanyak 45 Museum Sejarah Alam dari seluruh dunia mendistribusikan data keanekaragaman hayati kepada Komisi Nasional Meksiko untuk keperluan ilmu pengetahuan dan penelitian sebanyak lebih dari 110.000 spesimen mamalia, burung dan kupu-kupu yang dikumpulkan di Meksiko. Tim peneliti menggunakan data tersebut bersama dengan data lingkungan dan skenario iklim untuk meneliti bagaimana perubaham iklim dapat mengubah komunitas ekologi di Meksiko yang diperkirakan memakan waktu hingga tahun 2025 mendatang.
Tugas Penelitian
Penelitian mengenai perubahan iklim sangat erat hubungannya dengan waktu. Begitu banyaknya koleksi spesimen sejarah alam yang telah dikumpulkan berupa catatan-catatan museum dan catatan-catatan herbarium benar-benar menghasilkan jumlah data yang sangat besar. Diambil pada waktu dan tempat yang berbeda dengan tujuan yang berbeda pula, tak jarang hal ini membuat peneliti mengalami kesulitan.
Terus Berinovasi
Ilmuwan/peneliti dituntut untuk terus berinovasi walaupun menghadapi berbagai tantangan, salah satunya yang mungkin menjadi masalah besar adalah mengenai masalah pendanaan dan dukungan. Penelitian yang berbasis museum merupakan ilmu pengetahuan umum yang berguna untuk masyarakat dan negara.
Seperti yang dilakukan oleh sekelompok ahli biologi Harvard yang bekerjasama dengan menggunakan teknologi komputer untuk memperoleh data spesimen herbarium dalam penelitian terkait mengenai perubahan iklim.
Sebagai contoh, ketika para peneliti mengambil data yang diperlukan dengan membayar pekerja awam untuk menghitung jumlah spesimen bunga yang kuncup, dengan bunga yang berkembang, dan juga spesimen buah-buahan, sering kali data yang terkumpul kurang akurat, meskipun dengan biaya yang lebih murah.
Metode penelitian lain yaitu dengan menggunakan crowdsourcing, dapat membantu peneliti dengan memberikan data yang diperlukan untuk evaluasi bagaimana spesies bereaksi terhadap perubahan suhu. Dengan metode ini sangat membantu penelitan agar dapat menilai data lebih cepat.
Efek Yang Ditimbulkan Dari Perubahan Iklim
Beberapa penelitian baru-baru ini menemukan efek-efek perubahan iklim berpengaruh semakin luas dalam kehidupan. Untuk lebih jelasnya mari perhatikan penjelasan dibawah ini.
1. Turbulensi Pesawat Udara Menjadi Lebih Buruk
Sebuah penelitian baru oleh para peneliti di University of Reading di Inggris melihat adanya hubungan antara turbulensi udara bersih dengan perubahan iklim antropogenik. Dengan mengambil contoh pada penerbangan antara Eropa dan Amerika, mereka memeriksa bagaimana kekuatan turbulensi jika tingkat karbon dioksida menjadi ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat turbulensi secara dramatis cenderung meningkat hingga 149 persen karena kekuatan angin yang berubah secara tiba-tiba dalam arus udara yang mengalir dengan cepat di bumi. Ini adalah arus udara dari barat yang mengalir dengan deras yang ditemukan dekat tropopause, yang sering digunakan oleh maskapai penerbangan komersial sebagai sarana untuk menghemat waktu dan bahan bakar.
2. Gunung Es Akan Menghambat Jalur Pelayaran
Lebih dari 400 gunung es telah menghambat jalur pengiriman di Atlantik Utara, hal ini memaksa kapal mengambil jalan memutar hingga 400 mil sehingga membuang banyak waktu dan bahan bakar.
Sementara itu gunung es biasa ditemukan di perairan ini, dengan jumlah dan waktu yang tidak biasa. Para ahli mengatakan perubahan iklimlah penyebabnya. Gunung es memulai perjalanannya setelah melepaskan gletser di Greenland, sebagian besar dipengaruhi oleh cuaca pada musim dingin terutama saat terjadinya badai disertai angin kencang.
Peningkatan suhu juga menyebabkan mencairnya lembaran es, yang menyebabkan bongkahan es terpatah dan mengapung sampai ke laut terbuka.
3. Petir Akan Lebih Sering Menyerang
Energi panas bertindak sebagai bahan bakar dari terbentuknya awan badai. Dengan terus meningkatnya suhu global mengakibatkan badai petir menjadi lebih aktif.
Dibalik beberapa kerugian yang dapat timbul akibat fenomena ini- salah satunya dapat meningkatkan terjadinya kebakaran hutan- namun petir menghasilkan reaksi kimia yang bermanfaat bagi atmosfir bumi.
Petir menciptakan bentuk khusus yang dihasikan dari gas rumah kaca yang disebut nitrogen oksida, yang secara tidak langsung berpotensi berbahaya seperti penipisan lapisan ozon dan metana.
4. Meningkatkan Aktivitas Vulkanik
Di beberapa tempat seperti di Islandia, gunung berapi dan gletser telah hidup berdampingan selama ribuan tahun. Namun karena peningkatan suhu menyebabkan gletser meleleh, menurunkan tekanan pada mantel bumi, yang berkaitan dengan peningkatan jumlah magma dan mengurangi tekanan pada ruang magma gunung berapi. Hal ini mengarah pada aktivitas gunung berapi menjadi lebih tinggi.
Ada sebuah prediksi bersejarah bahwa 12.000 tahun yang lalu Islandia ditutupi oleh gletser setebal 2 kilometer. Akan tetapi gletser mencair karena pemanasan suhu yang diikuti gelombang besar dalam aktivitas gunung berapi.
5. Kita Menjadi Mudah Marah
Ternyata perubahan iklim juga ikut mempengaruhi suasana hati kita. Para peneliti dari psikologi sosial telah lama memperhatikan hubungan antara iklim hangat dengan tingkat perilaku impulsif yang lebih tinggi dan perilaku kekerasan.
Hal ini dapat dilihat perubahan perilaku pada daerah yang lebih dekat ke khatulistiwa, dan juga di wilayah utara.
Selain itu juga ada bukti bahwa perubahan iklim meningkatkan konflik global akibat bertambahnya stres akan kekurangan sumber daya alam seperti makanan dan air.
6. Laut Menjadi Lebih Gelap
Dampak perubahan iklim dari waktu ke waktu dapat terlihat lebih jelas pada semakin gelapnya lautan kita.
Perubahan iklim meningkatkan curah hujan di beberapa wilayah dunia, yang mengakibatkan aliran sungai mengalir cepat dan membawa banyak lumpur sebelum air sungai sampai ke laut.
Fenomena ini telah diamati di sepanjang pantai Norwegia, dimana air laut telah menjadi semakin gelap disebabkan peningkatan curah hujan dan salju yang mencair.
7. Memperburuk Alergi
Jika anda salah satu dari sekian banyak orang yang alergi terhadap musim berbunga, maka ini berarti anda harus bersiap. Suhu hangat berarti dapat lebih cepat mendatangkan musim berbunga dan bertahan lebih lama. Memicu serbuk sari tanaman tersebar kemana-kemana dan memperparah alergi terhadap serbuk bunga.
8. Hewan Kecil Semakin Menyusut
Perkembangan mamalia kecil telah berevolusi dalam menanggapi perubahan iklim pada masa lalu. Alasan ini terjadi karena usaha untuk bertahan hidup hewan-hewan kecil terhadap makanan yang semakin sedikit didapati akibat kenaikan suhu dan kekeringan, sementara hewan besar berjuang lebih dari hewan-hewan kecil untuk memenuhi kebutuhan makanan mereka.
9. Gurun Pasir Semakin Terkikis
Gurun pasir dipenuhi oleh berbagai kehidupan, dimana terdapat bentuk koloni bakteri. Bentuk koloni ini tumbuh begitu besar, yang pada kenyataannya mereka membentuk lapisan kuat yang disebut sebagai “biocrust” yang mencegah erosi tanah.
Tetapi terdapat berbagai jenis bakteri yang berkembang dalam rentang suhu yang berbeda. Jika iklim terus berubah dengan cepat, bakteri ini bisa sulit untuk beradaptasi. Akibatnya tanah gurun bisa rentan terhadap erosi, dan tidak cukup subur untuk mendukung tanaman dan memberi makan hewan.
10. Merubah Perilaku Semut
Semut mempunyai peranan yang sangat penting dalam kelangsungan ekosistem planet bumi ini dari yang pernah anda sadari. Terlepas dari anggapan bahwa mereka adalah hama, namun semut membantu tanaman dengan mengendalikan serangga lainnya, mengedarkan nutrisi untuk tanah dan mengembalikan kesuburan tanah.
Akan tetapi semut tampaknya tidak dapat beradaptasi pada meningkatnya suhu akibat perubahan iklim. Sebuah studi yang dilakukan di Massachusetts mengungkapkan kerentanan semut bahkan hanya pada sedikit peningkatan suhu, yang membuat para semut mundur ke sarang bawah tanah mereka sampai kondisi suhu kembali normal.
Demikianlah bagaimana para ilmuwan terus berusaha mencari jawaban mengenai perubahan iklim yang terjadi serta dampaknya pada kehidupan, semoga bermanfaat.